Pages

Tuesday, January 8, 2013

USAHA PEMBUNUHAN MELALUI INJEKSI


        Ada kabar menghebohkan yang datang dari Prodi DIII Kebidanan Blora. Selidik punya selidik, ternyata terdapat usaha pembunuhan yang coba dilakukan terhadap para mahasiswi Kebidanan Blora. Pembunuhan?
Tenang-tenang! Usaha pembunuhan itu bukan pembunuhan sadis seperti yang biasa ditayangkan di berita televisi. Akan tetapi, usaha tersebut dilakukan untuk membunuh virus yang dapat menyebabkan penyakit hepatitis B yang dikhawatirkan apabila tidak segera diantisipasi dapat menyerang para mahasiswi Kebidanan Blora.
Oleh karena itu, pada hari Rabu, 19 Desember 2012 lalu sebanyak 45 mahasiswi Kebidanan Blora bersamaan dengan mahasiswa Keperawatan Blora melaksanakan vaksinasi hepatitis B di kampus 4 Blora. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah penularan penyakit hepatitis B pada mahasiswa-mahasiswi Kebidanan dan Keperawatan Blora.
Hepatitis B merupakan penyakit hati yang disebabkan oleh virus. Virus itu dapat menular melalui darah dan cairan tubuh manusia. Gejala yang dialami pada seseorang yang terkena peyakit ini adalah gejala yang berlangsung beberapa minggu, biasanya akan timbul kuning pada kulit dan mata, air seni berwarna gelap, kelelahan sangat, mual dan muntah, serta sakit perut. Proses penyembuhan bisa berlangsung beberapa bulan hingga setahun dan bisa menjadi infeksi kronis dan berkembang menjadi sirosis hati. Akibatnya akan meninggal dunia karena kanker hati atau sirosis hati. Bidan ataupun petugas kesehatan yang lainnya sangat beresiko terkena dan tertular penyakit hepatitis B. Untuk itu, cara yang paling efektif untuk mencegah infeksi hepatitis B adalah perlu diadakan vaksinasi. Pemerintah sudah menetapkan hepatitis B adalah Progam imunisasi dasar pada bayi berusia 0 – 11 bulan.



            

             Kegiatan vaksinasi terhadap mahasisiwa-mahasiswi Kebidanan dan Keperawatan Blora dilakukan di kelas 3B pada pukul 14.00 dengan pengambilan sampel darah pada mahasiswi bidan maupun perawat untuk di tes apakah terdapat penyakit hepatitis B atau tidak pada tubuh mereka. Setelah semua diambil sampel darahnya, kemudian dilakukan screening oleh petugas kesehatan langsung di tempat. Para mahasiswa harus menunggu sampai hasil screeningnya keluar sebelum dilakukan vaksinasi yang sesungguhnya, karena hanya mereka yang hasil screeningnya negatiflah yang dapat diberi vaksin, sementara pada mereka yang hasil screeningnya positif harus diberi pengobatan lebih lanjut sebagai tindakan penyembuhan.  
Akhirnya, setelah lama menunggu kurang-lebih 2 jam, hasil tes pun keluar. Dengan harap-harap cemas para mahasiswa dan mahasiswi bergegas kembali ke kelas 3B. Untunglah, tidak seorang pun yang mendapati hasil screening mereka positif. Untuk itu, pada pukul 17.00 para mahasiswa dan mahasiswi berkumpul kembali untuk melakukan vaksinasi, dan sebelumnya harus mengisi daftar hadir terlebih dahulu.
Setelah dilakukan vaksinasi, sebagian mahasiswi bidan mengungkapkan bahwa pada saat injeksi vaksin memang tidak dirasakan sakit sama sekali. Tetapi, setelah beberapa menit mereka mulai merasakan sakit dan nyeri di bagian tangan mereka. Namun tidak perlu khawatir, karena itu memang hanyalah reaksi sesaat saja yang dapat sembuh dengan sendirinya.
Setelah divaksin, dari pihak petugas kesehatan yang melakukan vaksinasi menghimbau bahwa selama 6 bulan ke depan tidak boleh memakan tape, durian, nangka dan makanan yang mengandung gas/alkohol lainnya. Ini dikarenakan agar vaksin yang dimasukkan di dalam tubuh dapat menyesuaikan diri di dalam tubuh orang yang diberi vaksin tersebut.
Itulah kegiatan vaksinasi hepatitis B pertama yang telah dilakukan oleh mahasiswi Prodi DIII Kebidanan Blora. Tidak cukup satu kali injeksi saja, akan tetapi untuk kedepannya masih akan dilakukan pemberian vaksin tahap selanjutnya yang akan berakhir dalam waktu 6 bulan.

(Oleh: Friska Sintiya Dewi_mahasiswi smt I tahun 2012)

0 comments:

Post a Comment