Ada
kabar menghebohkan yang datang dari Prodi DIII Kebidanan Blora. Selidik punya
selidik, ternyata terdapat usaha pembunuhan yang coba dilakukan terhadap para
mahasiswi Kebidanan Blora. Pembunuhan?
Tenang-tenang!
Usaha pembunuhan itu bukan pembunuhan sadis seperti yang biasa ditayangkan di
berita televisi. Akan tetapi, usaha tersebut dilakukan untuk membunuh virus
yang dapat menyebabkan penyakit hepatitis B yang dikhawatirkan apabila tidak
segera diantisipasi dapat menyerang para mahasiswi Kebidanan Blora.
Oleh
karena itu, pada hari Rabu, 19 Desember 2012 lalu sebanyak 45 mahasiswi
Kebidanan Blora bersamaan dengan mahasiswa Keperawatan Blora melaksanakan
vaksinasi hepatitis B di kampus 4 Blora. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah
penularan penyakit hepatitis B pada mahasiswa-mahasiswi Kebidanan dan Keperawatan
Blora.
Hepatitis
B merupakan penyakit hati yang disebabkan oleh virus. Virus itu dapat menular
melalui darah dan cairan tubuh manusia. Gejala yang dialami pada seseorang yang
terkena peyakit ini adalah gejala yang berlangsung beberapa minggu, biasanya
akan timbul kuning pada kulit dan mata, air seni berwarna gelap, kelelahan
sangat, mual dan muntah, serta sakit perut. Proses penyembuhan bisa berlangsung
beberapa bulan hingga setahun dan bisa menjadi infeksi kronis dan berkembang
menjadi sirosis hati. Akibatnya akan meninggal dunia karena kanker hati atau
sirosis hati. Bidan ataupun petugas kesehatan yang lainnya sangat beresiko
terkena dan tertular penyakit hepatitis B. Untuk itu, cara yang paling efektif
untuk mencegah infeksi hepatitis B adalah perlu diadakan vaksinasi. Pemerintah
sudah menetapkan hepatitis B adalah Progam imunisasi dasar pada bayi berusia 0
– 11 bulan.
Kegiatan vaksinasi terhadap
mahasisiwa-mahasiswi Kebidanan dan Keperawatan Blora dilakukan di kelas 3B pada
pukul 14.00 dengan pengambilan sampel darah pada mahasiswi bidan maupun perawat
untuk di tes apakah terdapat penyakit hepatitis B atau tidak pada tubuh mereka.
Setelah semua diambil sampel darahnya, kemudian dilakukan screening oleh
petugas kesehatan langsung di tempat. Para mahasiswa harus menunggu sampai
hasil screeningnya keluar sebelum dilakukan vaksinasi yang sesungguhnya, karena
hanya mereka yang hasil screeningnya negatiflah yang dapat diberi vaksin,
sementara pada mereka yang hasil screeningnya positif harus diberi pengobatan
lebih lanjut sebagai tindakan penyembuhan.
Akhirnya,
setelah lama menunggu kurang-lebih 2 jam, hasil tes pun keluar. Dengan harap-harap
cemas para mahasiswa dan mahasiswi bergegas kembali ke kelas 3B. Untunglah,
tidak seorang pun yang mendapati hasil screening mereka positif. Untuk itu, pada
pukul 17.00 para mahasiswa dan mahasiswi berkumpul kembali untuk melakukan
vaksinasi, dan sebelumnya harus mengisi daftar hadir terlebih dahulu.
Setelah
dilakukan vaksinasi, sebagian mahasiswi bidan mengungkapkan bahwa pada saat
injeksi vaksin memang tidak dirasakan sakit sama sekali. Tetapi, setelah
beberapa menit mereka mulai merasakan sakit dan nyeri di bagian tangan mereka. Namun
tidak perlu khawatir, karena itu memang hanyalah reaksi sesaat saja yang dapat
sembuh dengan sendirinya.
Setelah
divaksin, dari pihak petugas kesehatan yang melakukan vaksinasi menghimbau
bahwa selama 6 bulan ke depan tidak boleh memakan tape, durian, nangka dan
makanan yang mengandung gas/alkohol lainnya. Ini dikarenakan agar vaksin yang
dimasukkan di dalam tubuh dapat menyesuaikan diri di
dalam tubuh orang yang diberi vaksin tersebut.
Itulah
kegiatan vaksinasi hepatitis B pertama yang telah dilakukan oleh mahasiswi
Prodi DIII Kebidanan Blora. Tidak cukup satu kali injeksi saja, akan tetapi
untuk kedepannya masih akan dilakukan pemberian vaksin tahap selanjutnya yang
akan berakhir dalam waktu 6 bulan.
(Oleh: Friska Sintiya
Dewi_mahasiswi smt I tahun 2012)
0 comments:
Post a Comment